jumlah pengaduan pinjol meningkat mencapai 302, yakni 19,92 persen. Dalam hal jumlah pengaduan, bank masih menempati urutan pertama |
Jumlah Pengaduan Pinjol terus Meningkat tajam
30 November 2022-Tools Pinjol,
Sebagai industri yang relatif baru di sektor jasa keuangan, fintech P2P lending masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Hal ini tercermin dari jumlah pengaduan yang meningkat secara signifikan.
Alternatif penyelesaian sengketa industri jasa keuangan, LAPS SJK, menyebut sektor fintech P2P lending memiliki jumlah pengaduan tertinggi, hingga 60% per tahun pada Oktober 2022.
Pengaduan dari sektor fintech P2P lending menduduki peringkat ketiga tahun lalu dengan 188 pengaduan, atau 18,65%, menurut data LAPS SJK. Tahun ini, Oktober 2022, jumlah pengaduan mencapai 302, yakni 19,92 persen. Dalam hal jumlah pengaduan, bank masih menempati urutan pertama. Meski masih ada 452 pengaduan terhadap bank pada 2021, pada Oktober 2022 sudah ada 677 pengaduan atau meningkat sekitar 49 persen.
BACA JUGA:
Dengan meningkatnya jumlah pengaduan, ada kemungkinan sektor fintech untuk pinjaman P2P akan melampaui bank dalam jumlah pengaduan. Mengingat fintech P2P lending saat ini berada di posisi kedua setelah mengungguli sektor finansial
Bagi kebanyakan orang, masalah bunga yang tinggi mungkin menjadi salah satu hal utama yang dikeluhkan banyak orang. Namun ternyata ada alasan lain keluhan yang banyak dikeluhkan.
Raymas Putro, Kepala Hubungan Kelembagaan LAPS SJK, mengatakan perilaku petugas akuntansi menempati urutan pertama dengan persentase 21,69%. Selain itu, masalah terkait restrukturisasi atau tunggakan kredit menjadi perhatian
Menariknya, hal-hal yang menarik justru memiliki persentase terendah yaitu 4,59%. Dulu, ada alasan lain di industri ini, seperti penipuan dan dugaan pelanggaran data.
BACA JUGA:
“Tidak ada kompensasi di sektor fintech kan? Kebanyakan perusahaannya sedang direstrukturisasi,” kata Raymas kepada Kontan.co.id akhir pekan lalu. Raymas menjelaskan kenapa ganti rugi tidak dibayarkan karena persoalan perilaku debt collector LAPS itu hanya sebatas konfirmasi. Namun, dia tidak bangkit sebelum mediasi.
Sementara untuk mengatasi masalah tersebut, Raymas melihat sektor fintech P2P lending sebagai salah satu yang secara proaktif semakin kuat. Namun kembali lagi pada sifat masing-masing pengusaha atau konsumen yang berbeda-beda.
Selain itu, ia mengklaim bahwa sikap proaktif fintech dalam pemberdayaan karena sebagian besar tidak memiliki kantor. Sedangkan di industri lain biasanya memakan waktu karena pengaduan biasanya didaftarkan oleh kantor cabang sementara LAPS meneruskannya ke kantor pusat.
Raymas enggan menyebutkan tingkat kesiapan sektor fintech P2P lending. Namun, menurut total yang diberikan LAPS SJK, tingkat keberhasilan Raymas mencapai 53 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar